Senin, 04 Februari 2013

    Coklat Monggo


    Bagi kalian penggemar coklat pasti tidak asing lagi dengan merk-merk coklat seperti silver queen, cadburry, delfi, ferrero rocher dan lain sebagainya. Semua merk yang telah disebutkan tadi memang memiliki kualitas rasa dan kelembutan coklat yang patut diacungi jempol. Namun, tahukah kalian bahwa di Indonesia, negeri kita tercinta juga memiliki produksi coklat yang kualitasnya tidak kalah saing. Yakni coklat Monggo, coklat asli Yogyakarta. Pabrik Cokelat Monggo  berlokasi di kota bersejarah Kotagede, ibukota lama kerajaan Mataram.
    Saya suka sekali dengan nuansa kemasan coklat yang berasal dari kota gudeg ini. Coklat monggo dikemas secara apik dengan menggunakan kertas daur ulang dan kertas bersertifikat FSC. Coklat monggo meminimalisir penggunaan plastik dalam proses produksinya. Proses produksi yang ramah lingkungan namun tetap mempertahankan nilai dan kualitas. Kemasannya menampilkan ciri khas kota Yogyakarta yang kental akan nilai-nilai budaya.
    13255734541162509115
    coklat asli Yogyakarta
    Coklat monggo terbuat dari premium dark chocolate dengan 58% kakao. Coklat monggo diolah dari biji kakao pilihan yang didapat dari perkebunan di Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Setiap varian dari coklat monggo ini memiliki keunikan rasa sendiri. Coklat monggo terdiri dari rasa jahe dan mete. Coklat monggo tidak semanis coklat yang biasa kita beli karena golongan coklat ini adalah dark chocholate yang cenderung pahit dan ini tidaklah sama dengan milk chocholate yang banyak mengandung susu. Sehingga coklat monggo ini aman dikonsumsi bagi pelaku diet rendah lemak.
    Coklat monggo tidak jual secara bebas, hanya di outlet-outlet tertentu kita dapat mendapatkannya. Di Yogyakarta sendiri kita dapat menemukannya di Mirota Batik, Mirota Kampus, Museum Jawa Klasik Ullen Sentanu dan di beberapa konter Circle-K Jogja. Sedangkan di kotaku sendiri yakni di Cilacap, kita dapat menemukannya di toko roti Kurnia, Modern Cake dan di Apotik Kimia Farma ( Nah lo, malah di Apotik ). Harga yang ditawarkan oleh CV Anugerah Mulia Yogyakarta sebagai pengelola coklat monggo cukup mahal. Untuk gembel seperti saya ini hanya mampu membeli yang berukuran kecil saja. Hihihii …
    Thierry Detournay, lelaki asal Belgia yang menikah dengan wanita asli Solo inilah yang pertama kali mencetuskan ide untuk mengolah coklat monggo. Sebagai penggila coklat, ia tidak menemukan coklat yang sesuai dengan seleranya di Yogyakarta. Dari situlah, awal mula terbentuknya coklat monggo. Nama monggo sendiri dipilih karena mudah diingat oleh orang-orang Indonesia.
    Nah… teman-teman, jika kalian mengunjungi kota Yogyakarta jangan lupa mampir ya. Selain bakpia sebagai buah tangan keluarga dan teman-teman di rumah, coklat monggo juga bisa menambahkan variasi buah tangan kita.
    13255733431017979586
    Peta menuju rumah coklat monggo
    13255735321265926148
    Oleh-oleh coklat asli Yogyakarta

    1 komentar: